Bisnis & Kemitraan Jelantah

Kisah Sukses Pak Doni

Dari Karyawan Pabrik Menjadi Bos Jelantah dengan Omzet 20 Juta/Bulan

Terakhir diperbarui: 6 November 2025

Kisah Sukses Pak Doni

Di tengah hiruk pikuk kawasan industri Bekasi, Doni Ramadhan (38) dulunya adalah satu dari ribuan wajah yang setiap pagi berpacu dengan waktu, masuk ke dalam gerbang pabrik otomotif dengan rutinitas yang monoton. Selama lebih dari 10 tahun, hidupnya ditentukan oleh jam shift, target produksi, dan upah bulanan yang terasa selalu pas-pasan.

Hari ini, "kantornya" adalah jalanan Bekasi dan Cikarang, "mesin produksinya" adalah motor bebek yang dimodifikasi, dan "produknya" adalah limbah yang oleh banyak orang dianggap tidak berguna: minyak jelantah. Dalam waktu kurang dari dua tahun, Pak Doni berhasil mentransformasi dirinya dari seorang karyawan pabrik menjadi wirausahawan mandiri dengan omzet bisnis pengumpulan jelantah yang stabil di angka 20 juta rupiah per bulan. Kisah inspiratif ini adalah contoh nyata dari peluang bisnis pengepul jelantah yang kami dokumentasikan.

Titik Balik: Sebuah Keresahan dan Ide di Warung Pecel Lele

"Saya itu sudah jenuh, Mas," ujar Pak Doni saat kami temui di gudang sederhananya. "Kerja belasan tahun, rasanya kok hidup gini-gini aja. Mau ambil cicilan rumah takut, anak makin besar kebutuhannya. Saya mulai cari-cari peluang usaha sampingan, apa saja yang modalnya kecil."

Ide itu datang dari tempat yang tak terduga. Saat sedang makan malam di warung pecel lele langganannya, ia melihat sang pemilik membuang minyak jelantah yang sudah hitam ke selokan. "Dalam hati saya mikir, ini minyak kan banyak sekali setiap hari. Dibuang begitu saja. Pasti ada nilainya."

Keresahan itu membawanya ke dunia maya. Ia menghabiskan waktu berjam-jam setelah pulang kerja untuk riset di Google dan YouTube. Ia menemukan fakta bahwa minyak jelantah adalah komoditas yang dicari untuk biodiesel. Ia melihat ada pengepul-pengepul besar, tetapi ia juga melihat ada celah: banyak warung kecil dan pedagang kaki lima yang belum terjangkau oleh mereka.

"Saya sadar, saya tidak bisa langsung bersaing dengan bos-bos besar yang pakai mobil pick-up. Tapi saya bisa mulai dari yang mereka lewatkan. Saya bisa jadi 'semut' yang mengumpulkan dari sumber-sumber kecil."

Langkah Pertama: Modal Nekat dan Dua Jeriken Pertama

Dengan modal awal di bawah satu juta rupiah dari sisa gajinya, Pak Doni membeli peralatan pertamanya: sebuah timbangan digital duduk bekas seharga 300 ribu dan 10 buah jeriken 25 liter bekas seharga 25 ribu per buah.

"Motor saya bebek biasa, Mas. Saya pasang keranjang besi di belakang. Awalnya malu, jujur saja. Kelihatan seperti pemulung. Tapi saya kuatkan tekad, ini demi masa depan," kenangnya sambil tertawa.

Bulan 1

80 Liter

Untung: Rp 100.000

Bulan 3

300 Liter

Untung: Rp 400.000

Bulan 6

1.000 Liter

Untung: Rp 1.500.000

Rp 20 Juta

Omzet per Bulan Saat Ini

Strategi Kunci Kesuksesan Pak Doni

1. Fokus pada "Ikan Teri", Bukan "Ikan Paus"

Pak Doni sengaja tidak mendekati restoran besar atau hotel di awal. Ia fokus pada target pasar yang sering diabaikan: warung tenda, pedagang gorengan, katering rumahan, dan kafe-kafe kecil. "Mereka ini jumlahnya ribuan, dan jelantahnya tidak terlalu banyak jadi sering dilewatkan pengepul besar. Tapi kalau dikumpulkan semua, jadinya banyak sekali," jelasnya.

2. Layanan Adalah Raja: Prinsip "Cepat, Ramah, Jujur"

Ini adalah senjata utamanya untuk bersaing. Ia sadar tidak bisa bersaing harga dengan pemain besar, jadi ia bersaing di layanan.

  • Cepat: Jika ada panggilan, ia berusaha datang di hari yang sama atau paling lambat keesokan harinya.
  • Ramah: Ia selalu menyapa dengan senyum, mengobrol sebentar dengan pemilik warung, dan membangun hubungan personal.
  • Jujur: Ini yang terpenting. Ia selalu membawa timbangan digitalnya dan menimbang di depan pemilik. "Saya bilang ke mereka, 'Pak, Bu, monggo dilihat sendiri timbangannya.' Kepercayaan itu yang paling mahal, Mas," katanya.

3. Menjadi Mitra, Bukan Sekadar Pembeli

Pak Doni tidak hanya datang, timbang, dan bayar. Ia sering memberikan "bonus" kecil. Jika ia melihat jeriken pemasoknya sudah rusak, ia akan membawakan jeriken bekas yang lebih layak secara gratis. Terkadang ia memberikan tips sederhana cara menyaring jelantah agar lebih bersih. Hal-hal kecil ini membuatnya dianggap sebagai mitra yang peduli, bukan sekadar pengepul.

Pelajaran dari Kisah Pak Doni

  • Mulai dari Kecil: Tidak perlu modal besar untuk memulai. Modal utama adalah semangat dan ketekunan.
  • Temukan Niche: Jangan langsung bersaing dengan pemain besar. Cari celah pasar yang terlewatkan.
  • Layanan adalah Kunci: Dalam bisnis yang kompetitif, layanan yang unggul akan membuat Anda menonjol.
  • Bangun Kepercayaan: Transparansi dan kejujuran adalah modal jangka panjang yang tak ternilai.
  • Konsistensi: Kesuksesan tidak datang dalam semalam. Butuh ketekunan dan konsistensi.

Anda Juga Bisa Sukses Seperti Pak Doni!

Kisah Pak Doni membuktikan bahwa dengan modal kecil, strategi yang tepat, dan ketekunan, siapa saja bisa sukses di bisnis pengepul jelantah. Mulai dari langkah kecil, konsisten, dan yakin bahwa setiap perjalanan panjang dimulai dari satu langkah.

Ditulis oleh Tim JelantahGO

JelantahGO adalah tim ahli dalam ekonomi sirkular minyak jelantah. Misi kami adalah mengedukasi masyarakat tentang pentingnya daur ulang sambil menyediakan layanan pengumpulan yang profesional, menguntungkan, dan berdampak positif bagi lingkungan.

Pelajari Lebih Lanjut Tentang Kami